Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 30, 2020

Pamit (Cerita Pendek)

Gambar
Aku hanya bisa diam memandangnya pergi. Dengan mata yang basah dan tatapan nenar menyesali betapa bodohnya aku menangisi lelaki seperti dia.  Terlihat hanya punggungnya dan dia tidak menoleh lagi. Sepertinya aku benar-benar ditinggalkan. Kalia, begitu teman-teman biasa memanggilku. Aku yang sering galau karena banyak dipermainkan. Memang dipermainkan itu sama sekali tidak menyenangkan. Dan ini bukan yang pertama kali bagiku. Sudah banyak lisan yang berkata bohong dan mata dengan tatapan ingin mengambil untung, tapi bodohnya aku yang masih bisa terbuai. Suatu pagi dengan langit berwarna biru langit dan aku berjalan sendiri dengan pelan tapi pasti. Aku berusaha tidak terlihat galau, tapi apalah daya ekspresi ini sangat familiar di mata teman-temanku. “Hei, Kal!”, suara Dania mengagetkanku. “Sudahlah, sekarang waktunya kamu belajar dari kesalahan Kal, kata Dania. Aku terdiam, bingung harus menjawab apa. Aku mengangguk saja. Belajar dari kesalahan memang hal yang tepat yang harus aku

Pamit (Cerita Pendek)

Gambar
Aku hanya bisa diam memandangnya pergi. Dengan mata yang basah dan tatapan nenar menyesali betapa bodohnya aku menangisi lelaki seperti dia.  Terlihat hanya punggungnya dan dia tidak menoleh lagi. Sepertinya aku benar-benar ditinggalkan. Kalia, begitu teman-teman biasa memanggilku. Aku yang sering galau karena banyak dipermainkan. Memang dipermainkan itu sama sekali tidak menyenangkan. Dan ini bukan yang pertama kali bagiku. Sudah banyak lisan yang berkata bohong dan mata dengan tatapan ingin mengambil untung, tapi bodohnya aku yang masih bisa terbuai. Suatu pagi dengan langit berwarna biru langit dan aku berjalan sendiri dengan pelan tapi pasti. Aku berusaha tidak terlihat galau, tapi apalah daya ekspresi ini sangat familiar di mata teman-temanku. “Hei, Kal!”, suara Dania mengagetkanku. “Sudahlah, sekarang waktunya kamu belajar dari kesalahan Kal, kata Dania. Aku terdiam, bingung harus menjawab apa. Aku mengangguk saja. Belajar dari kesalahan memang hal yang tepat yang harus aku

Alas Kardus Budi (Cerita Pendek)

Gambar
Dia sendiri sedari tadi dan menatap langit yang mulai tertutup awan. Namanya Budi, memang terdengar sangat umum. Seorang anak laki-laki berbadan tinggi kurus dan memiliki rupa yang cukup menawan. Dia sederhana, dari keluarga sederhana, bersikap sederhana dan berpikiran sederhana pula. Sudah 10 menit sejak dia menapakkan kaki di depan gerbang sekolah menunggu angkot yang akan dia tumpangi untuk pulang. Rautnya mulai gusar, karena wajah langit yang perlahan terlihat murung. Dia menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri berkali-kali, sampai akhirnya angkot oranye yang dia tunggu datang menghampiri. Tak butuh waktu lama untuk Budi sampai ke rumahnya, dia turun dari angkot lalu berjalan beberapa ratus meter dan dia bertemu dengan ibunya yang sedang di pelataran rumah. “Baru pulang, Nak? Masuk, ganti baju trus makan”, kata Ibu Budi. Budi mengangguk dan berjalan memasuki rumah. Malam ini terasa tidak nyaman bagi Budi, dia teringat sesuatu dan memikirkan sesuatu. “Apa yang harus aku gunakan u

Postingan populer dari blog ini

Pamit (Cerita Pendek)

Apa Tulisanku Bisa Bermanfaat Untukmu?

Alasan Mengapa Orangtua Suka Menjelekkan Anaknya di Depan Orang Lain

Alas Kardus Budi (Cerita Pendek)